Sebagai
hewan peliharaan atau ternak kelinci memiliki kemampuan biologis yang tinggi,
selang beranak pendek, mampu beranak banyak dan dapat hidup dari limbah hasil
pertanian serta hijauan. Di Indonesia banyak tersedia hijauan seperti rumput,
leguminosa, berbagai jenis herba, dan limbah sayuran seperti daun wortel, kubis
dan juga limbah pertanian seperti dedak, onggok, ampas tahu. Semuanya merupakan
sebuah potensi sebagai negara tropis untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan
kelinci.
Kelinci
sebagai hewan ternak dan peliharaan dalam pemberian pakannya tetap mengaacu
kepada kebutuhan zat gizi . Kebutuhan zat gizi kelinci rata-rata dapat dilihat
pada tabel berikut::
Status/ Keadaan Kelinci
|
Kebutuhan Gizi (%)
|
||
|
Protein
|
Lemak
|
Serat Kasar
|
Hamil/Bunting
|
18
|
3
|
14
|
Menyusui
|
18
|
5
|
12
|
Dewasa
|
12
|
3
|
16
|
Anak /Muda
|
15
|
3
|
14
|
Untuk
meningkatkan produktifitas kelinci perlu dilakukan pemberian pakan yang
berorientasi pada kebutuhan dan ktersediaan bahan pakan sesuai tabel di atas.
Sedangkan kebutuhan bahan kering pakan kelinci disesuaikan dengan kondisi dan
usia kelinci. Berikut adalah tabel pemberian bahan pakan kering pada kelinci:
Anak/ Muda 112
– 173 g//ekor/hari dengan berat badan 1,8 – 3,2 Kg
Dewasa 92 -204
g/ekor/hari dengan berat badan 2,3 – 6,8 Kg
Bunting/Hamil
115-251 g/ekor/hari
dengan berat badan 2,3 – 6,8 Kg
Menyusui
deng 7 anak 520 g/ekor/hari dengan
berat badan 4,5 Kg
Pola
pemberian pakan juga sangat berpenggaruh pada pertumbuhan berat badan kelinci.
Pakan yang diberikan pada kelinci dapat berupa hijuan yang telah dikeringkan
atau yang sudah dicampur dengan konsentrat dan berupa pellet. Menurut hasil
penelitian Balitnak diketahui kelinci jenis Rex yang diberi pakan rumput
lapangan kering secara tidak terbatas ditambah dengan konsentrat menghasilkan
pertumbuhan berat badan yang optimal.
Untuk
pemberian pakan berupa hijuan pada kelinci perlu dilakukan proses pelayuan atau
pengeriangan dengan dijemur atau diangin-anginkan. Tujuan dari pelayuan
tersebut adalah mengurangi kadar getah dan zat toksik yang mungkin terkandung
dalam hijuan. Pelayuan juga dapat mengurangi kadar air sehingga kelinci dapat
terhindar dari perut kembung atau mencret. Perlu diketahui mencret pada kelinci
adalah penyakit yang sangat ditakuti peternak karena dapat menyebabkan kematian
secara cepat.
Sebagai
alternatif pemberian pakan saat ini telah banyak dijual konsentra yang sudah
dibentuk menjadi pellet. Untuk pemberian pellet perlu diperhatikan jumlah yang
diberikan dan wadah yang digunakan untuk menampung makanannya. Kebersiahan
wadah adalah hal harus dijaga untuk mencegah kelinci menjadi sakit.
Selain
pakan hijaun atau konsentrat kelinci juga perlu minum. Mitos yang banyak
beredar adalah kelinci suka wortel sehingga tidak perlu minum. Padah kelinci
sangat membutuhkan air minum untuk membantu proses pencernaan yang ada di
perutnya. Air minum harus selalu tersedia
di wadahnya supaya keinci dapat meminumnya.
Walau
pemberian pakan diberikan secara tak terbatas namun dengahh mengatur waktu
pemberian pakan dapat mengefisienkan dan mengefektifkan jumlah pakan yang
diberikan. Pemberian pakan yang tepat adalah pagi hari setelah pembersihan
kandang berupa konsentrat. Siang hari diberikan 1/3 hijauan sedangkan menjelang
malam sekitar pukul 18.00 dapat diberikan 2/3 hijuan. Pemberian pakan pada
malam dilakukan dengan jumlah yang lebih banyak disebabkan kelinci adalah hewan
nocturnal. Sebagai hewan nocturnal maka kelinci akan lebih aktif di malam hari
sehingga membutuhkan asupan energi lebih banyak. (disarikan dari jurnal
BALITNAK DEPTAN)
No comments:
Post a Comment